Masa Depan Cerah Untuk Luksemburg

Luksemburg, negara kecil yang mempunyai kemiripan bendera dengan Belanda dan terletak di Benua Eropa, memiliki luas hanya 2.856 km persegi dengan jumlah penduduk kurang lebih 500.000 orang saja, meskipun kecil namun Luksemburg adalah negara kaya yang mempunyai ekonomi maju bahkan lebih kaya dari negara tetangganya, yaitu Belanda dan Belgia.

Di kancah sepak bola, nama Luksemburg bukan apa-apa, hanya dianggap kesebelasan kecil pelengkap kompetisi semata. bahkan cenderung hanya angin lalu saja jika membahas tentang kondisi persepakbolaan Luksemburg, hampir tidak ada nama-nama yang dikenal oleh pencinta sepakbola, bahkan data-data yang tersaji untuk Timnas Luksemburg sangat sulit dicari.

Berada di piramida terbawah kompetisi, Grup D UEFA Nations League (untuk penjelasan klik link Apa itu UEFA NATIONS LEAGUE ?), Luksemburg mulai perlahan-lahan menyusun masa depan untuk tampil di kompetisi paling Akbar se Eropa, EURO 2020. Walaupun langkah masih terlalu jauh, kemenangan 4-0 atas Moldova pada laga perdana UEFA Nations League, padahal sebelumnya mereka tidak pernah menang atas Moldova sejak tahun 2003, adalah bukti mereka tidak main-main mengembangkan sepakbola nya.

Kesungguhan mereka untuk masa depan terlihat dari pemain-pemain yang ada di skuad Timnas Luksemburg saat ini merupakan salah satu Timnas dengan rataan umur termuda, dalam beberapa tahun belakangan ini debutan-debutan pun dipanggil untuk menggantikan senior-senior mereka, antara lain ;

1. Vincent Thill (16 Tahun, 1 Bulan, 21 hari )

2. Luca Duriatti (17 Tahun, 3 Bulan, 29 Hari)

3. Christopher Martins Pereira (17 Tahun, 6 Bulan, 20 Hari)

4. Jan Ostrowski (18 Tahun, 1 Bulan, 21 Hari)

5. Leandro Barreiro (18 Tahun, 2 Bulan, 19 Hari)

Dari kelima nama debutan di atas, kecuali Luca Duriatti bermain di klub lokal, sisanya bermain di luar Luksemburg dan sedang berada di Kompetisi Top Eropa seperti Ligue 1 dan Bundesliga.

Bukan tak mungkin nama-nama di atas kelak akan menjadi bintang besar dan pemain yang berpengaruh untuk klub yang dibela maupun negara nya kelak. Rasanya jika di dalam tim mempunyai 5 pemain berkemampuan di atas rata-rata sudah cukup untuk bersaing di kompetisi Eropa bahkan Dunia.

Luksemburg kini sedang menyusun masa depannya, perlahan-lahan dari negara yang tak dianggap sama sekali mulai membuktikan diri, bahkan rekor pertemuan mereka Tahun 2017-2018 cukup fantastis ;

1-0 vs Belarusia

0-0 vs Prancis

1-1 vs Bulgaria

2-1 vs Albania

2-1 vs Hungaria

1-0 vs Malta

0-0 vs Senegal

1-0 vs Georgia

4-0 vs Moldova

Hasil di atas seakan menegaskan bahwa Luksemburg bukan lagi negara sembarangan, bukan lagi negara lemah yang dengan mudahnya bisa dibantai oleh negara-negara lainnya. Luksemburg sadar betul, hari kemarin telah berlalu, yang kini bisa dilakukan adalah menata hari ini untuk menatap masa depan.

Semoga langkah yang dilakukan Luksemburg tepat agar kelak apa yang dilakukan Luksemburg dengan menginvestasikan bibit-bibit muda nya bisa ditiru negara-negara kelas tiga di dunia persepakbolaan, termasuk Indonesia.